banner 728x90

Dunia Melawan Worldcoin: Enam Negara, Satu Kekhawatiran — Privasi Dijual Murah

Apa itu World Coin / World ID
banner 468x60

🖋️ oleh PixelScribe | 6 Mei 2025


“Jika kamu tak membayar dengan uang, maka kamu sedang membayar dengan data.”

banner 325x300

— adagium digital yang makin relevan

Worldcoin datang dengan janji besar: menyelamatkan dunia dari krisis identitas digital. Tapi setelah memindai iris lebih dari 6 juta orang — banyak di antaranya di negara berkembang — kini proyek ini justru menuai penolakan global. Dari Eropa hingga Asia dan Amerika Latin, pemerintah bangkit melawan proyek yang dianggap terlalu cepat berkembang dan terlalu lambat menjawab pertanyaan mendasar: Siapa yang mengendalikan data kita?


🇬🇧 Inggris: Tanpa Penilaian Risiko, Semua Ini Ilegal

Otoritas Perlindungan Data Inggris (ICO) menyebutkan bahwa Worldcoin tidak melakukan Data Protection Impact Assessment (DPIA) sebelum memulai aktivitas pengumpulan data biometrik. Ini bukan sekadar kelalaian administratif — ini pelanggaran serius terhadap aturan GDPR.

Worldcoin dianggap mengumpulkan data sensitif seperti pindaian iris tanpa perhitungan matang atas dampak risikonya terhadap pengguna. ICO kini secara resmi tengah menyelidiki proyek tersebut, dengan kemungkinan konsekuensi hukum dan denda berat.


🇩🇪 Jerman: Investigasi Diam-Diam Sejak 2022

Sedikit yang tahu bahwa sejak dua tahun lalu, Jerman — lewat BayLDA, otoritas perlindungan data Bavaria — telah menyelidiki Worldcoin. Menurut presiden BayLDA, Michael Will, pendekatan proyek ini “belum terbukti aman secara hukum maupun teknis.”

Jerman mempertanyakan apakah data biometrik yang dikumpulkan Worldcoin benar-benar terenkripsi dan tidak disalahgunakan. Selain itu, karena kantor pusatnya berada di Kepulauan Cayman, pertanggungjawaban hukum Worldcoin makin diragukan.


🇫🇷 Prancis: Metode Worldcoin Meragukan Secara Legal

Di Prancis, otoritas data NCIL menyoroti metode pengumpulan iris Worldcoin sebagai “meragukan secara legal.” Tidak jelas bagaimana data itu disimpan, diakses, atau dilindungi. Yang jelas: tidak ada otorisasi eksplisit dari regulator, dan itu adalah pelanggaran langsung terhadap prinsip transparansi dan legalitas GDPR.

Posisi Prancis sangat tegas: tidak ada ekspor data tanpa regulasi jelas. Worldcoin dianggap melangkahi batas itu tanpa izin.


🇪🇸 🇵🇹 Spanyol & Portugal: Stop Pindai Anak-Anak

Spanyol dan Portugal menghentikan operasi Worldcoin karena muncul laporan bahwa anak di bawah umur ikut disorot mata mereka oleh mesin “Orb”.

Pemerintah Portugal bahkan mengeluarkan perintah langsung: Worldcoin harus menjamin tidak ada anak-anak yang dipindai. Tapi ini menimbulkan pertanyaan baru — kalau ini baru muncul sekarang, berapa banyak anak yang sudah terlambat?


🇸🇬 Singapura: Potensi Kejahatan Digital Mulai Terdeteksi

Di Asia, Singapura menjadi negara pertama yang bersuara lantang. Polisi setempat tengah menyelidiki tujuh kasus perdagangan akun Worldcoin — aktivitas yang berpotensi membuka pintu untuk pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Meskipun Worldcoin mengklaim mereka tidak sedang diselidiki langsung, Wakil Perdana Menteri Gan Kim Yong memperingatkan keras: jangan memperdagangkan akun berbasis identitas biometrik. Di negeri seketat Singapura, itu lampu merah besar.


🇧🇷 Brasil: Eksploitasi Negara Berkembang Tak Akan Dibiarkan

Brasil mengambil langkah paling drastis: melarang total aktivitas pemindaian biometrik oleh Worldcoin.

Alasannya jelas: transparansi yang rendah, perlindungan data yang kabur, dan kekhawatiran bahwa negara-negara berkembang seperti Brasil sedang dijadikan ladang eksploitasi data oleh perusahaan teknologi kaya dari negara maju.

Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik Brasil mencurigai adanya bias sistematis: mengincar warga miskin dengan iming-iming uang tunai sebagai ganti iris mata mereka. Ini bukan bantuan — ini predatory data mining.


🔍 Dari Token ke Eksploitasi: Apa yang Salah?

Worldcoin mengklaim bahwa semua datanya dienkripsi dan pengguna diberi pilihan untuk “opt out” — tapi kritik menyebut bahwa prosedur opt-out tidak jelas, sulit diakses, dan tidak semua pengguna memahami konsekuensinya.

Dengan nilai tukar sekitar Rp800 ribu, banyak orang di negara-negara berkembang menyerahkan iris mereka tanpa tahu apa risikonya.


💡 Kesimpulan: Dunia Tidak Siap untuk Identitas Global Berbasis Iris

Worldcoin membawa ide yang tampak brilian: proof of personhood berbasis biometrik untuk masa depan web3. Tapi kenyataan di lapangan menunjukkan kebalikannya — dunia belum punya infrastruktur hukum, etika, dan perlindungan data yang cukup untuk proyek sebesar ini.

Dan saat proyek seperti ini berjalan lebih cepat dari hukum, maka publiklah yang dikorbankan.

Exit mobile version