Jakarta, 22 November 2025 – Jika selama ini Anda mengenal HoYoverse sebagai “pabrik” karakter anime cantik lewat game fenomenal seperti Genshin Impact dan Honkai: Star Rail, bersiaplah untuk kaget. Raksasa teknologi asal Shanghai ini baru saja melakukan manuver putar balik yang sangat ekstrem. Pada Kamis (21/11) kemarin, mereka resmi memperkenalkan proyek terbaru berjudul Varsapura.
Tidak tanggung-tanggung, pengumuman ini langsung disertai video demonstrasi permainan (gameplay) berdurasi 31 menit. Isinya? Bukan lagi padang rumput hijau atau stasiun luar angkasa futuristik, melainkan sebuah dunia urban yang gelap, becek, realistis, dan penuh teror. Yang lebih mengejutkan lagi bagi kita di kawasan Asia Tenggara: lokasi game ini terlihat seperti kembaran gelap dari negara tetangga kita, Singapura.
Selamat Datang di Varsapura: Singapura Versi “Dunia Lain”
Nama “Varsapura” sendiri sudah memancing banyak teori. Secara bahasa, nama ini terdengar sangat mirip dengan “Singapura” (nama asli negara tetangga dalam Bahasa Melayu). Tapi, kemiripan ini bukan sekadar cocoklogi nama. HoYoverse benar-benar memindahkan arsitektur nyata ke dalam dunia digital mereka.
Dalam video demo tersebut, mata jeli para gamer—terutama yang sering berlibur ke Singapura—pasti langsung mengenali landmark ikonik yang ditampilkan. HoYoverse menampilkan area yang merupakan replika digital dari distrik Bencoolen, gedung megah kolonial di City Hall, hingga kontur wilayah Fort Canning.
Hanya saja, jangan bayangkan Singapura yang bersih, teratur, dan penuh turis belanja. Di Varsapura, lokasi-lokasi ini disulap menjadi latar film horor. Gedung-gedung pemerintahan terlihat dingin dan mengintimidasi, jalanan aspal basah oleh hujan abadi, dan suasananya mencekam. HoYoverse seolah mengambil peta Singapura, lalu mencelupkannya ke dalam mimpi buruk perkotaan.
Revolusi Teknologi: Selamat Tinggal Kartun, Halo Unreal Engine 5!
Ini adalah poin paling penting yang membedakan Varsapura dari pendahulunya. Selama bertahun-tahun, HoYoverse setia menggunakan Unity Engine untuk menciptakan grafik gaya kartun 2D (cel-shaded) yang menjadi ciri khas mereka. Namun di Varsapura, mereka merombak total dapur pacunya.
Game ini dikonfirmasi sebagai proyek pertama HoYoverse yang menggunakan Unreal Engine 5 (UE5). Bagi yang awam teknologi, ini artinya HoYoverse beralih dari membuat “film kartun” menjadi “film live-action“.
Kualitas grafisnya melompat drastis menuju fotorealisme. Karakter dalam Varsapura tidak lagi terlihat seperti tokoh komik, melainkan manusia virtual dengan tekstur kulit yang detail, rambut yang jatuh secara natural, dan pencahayaan yang kompleks. Model karakternya lebih mirip dengan Lumi (maskot desktop virtual canggih milik HoYoverse) ketimbang karakter Genshin.
HoYoverse juga pamer kekuatan teknis. Di deskripsi video, mereka menulis “codename: RTX4090”, yang berarti video super mulus itu direkam langsung dari komputer spesifikasi “dewa”, bukan video animasi buatan (pre-rendered).
Horor Birokrasi: Sensasi Mencekam ala ‘Control’
Kalau Anda berharap Varsapura adalah game petualangan santai, Anda salah alamat. Atmosfer game ini sangat kental dengan nuansa psychological thriller dan horor birokrasi, yang oleh banyak pengamat disandingkan dengan game kultus Control buatan Remedy Entertainment.
Ceritanya berpusat pada organisasi rahasia bernama SEAL (Shadow Emergency Alliance). Video dibuka dengan adegan yang unik: karakter utama sedang melamar pekerjaan. Namun, markas SEAL ini bukan kantor biasa. Gedungnya “hidup”; tembok bisa bergeser sendiri, lorong berubah arah, dan realitas seolah melengkung.
Kekacauan supranatural ini disebut sebagai “disruption events” (peristiwa gangguan) yang dipicu oleh wabah pikiran bernama “Mindrot”. Bahkan ada teks peringatan di layar yang bunyinya bikin merinding:
“Tetap tenang. Hindari spekulasi berlebihan… untuk mencegah peristiwa gangguan Cognosea.”
Jadi, musuh Anda bukan cuma monster, tapi juga gedung tempat Anda bekerja yang bisa berubah bentuk kapan saja.
Fitur Gameplay: Bisa Nyetir Mobil dan Baju yang Berubah Sendiri
Apa saja yang bisa kita lakukan di Varsapura? Dari demo panjang itu, ada tiga fitur utama yang bikin penasaran:
- Eksplorasi Naik Mobil: Ada segmen panjang di mana karakter menyetir mobil menembus lalu lintas kota modern. Ini sinyal kuat bahwa Varsapura adalah game open-world (dunia terbuka) perkotaan. Jadi, bayangkan main GTA tapi di kota hantu yang modern.
- Berantem Gaya Cepat: Meski genrenya horor, aksi bug-bak-buk tetap ada. Pertarungan melawan monster bayangan dilakukan secara cepat (real-time), mirip mekanik Zenless Zone Zero, tapi dengan visual yang jauh lebih brutal dan nyata.
- Misteri Kostum: Ini fitur yang paling unik. Karakter utama terlihat berubah dari memakai seragam polisi menjadi kostum tempur nyentrik (mirip Harley Quinn). HoYoverse menjelaskan ini sebagai “efek parapsikologis”, di mana penampilan karakter berubah menyesuaikan “persepsi” atau selera orang yang melihatnya. Ini cara jenius HoYoverse untuk memasukkan fitur ganti skin ke dalam logika cerita yang serius.
Lowongan Kerja Berkedok Game?
Ada fakta menggelitik di balik pengumuman megah ini. Banyak orang sadar kalau video demo 31 menit ini sebenarnya punya misi terselubung: mencari karyawan.
Di akhir video, HoYoverse secara blak-blakan menampilkan daftar posisi pekerjaan yang sedang mereka cari untuk proyek ini. Pesannya jelas: mereka butuh talenta terbaik dunia untuk menyelesaikan ambisi besar ini. Seperti komentar viral salah satu netizen, “Hoyo secara harfiah bilang ke kita ‘sana cari kerja’ lewat sebuah game.”
Kapan Rilis?
Sayangnya, sampai artikel ini ditulis, belum ada tanggal rilis resmi. HoYoverse juga baru menyediakan suara bahasa Inggris di demonya demi kelancaran teknis. Selain Varsapura, mereka juga sibuk dengan dua proyek lain, Honkai Nexus Anima dan Petit Planet.
Namun satu hal yang pasti: HoYoverse sudah bosan cuma jadi “Jagoan Anime”. Lewat Varsapura, mereka ingin membuktikan bahwa mereka sanggup bersaing di liga game realistis global, dengan membawa cita rasa Asia Tenggara yang gelap dan penuh misteri ke panggung dunia.
