Anastasia Noor Widiastuti: Menghadapi KDRT dan Kerinduan Terhadap Anak

Jakarta – Kisah Anastasia Noor Widiastuti, seorang selebgram dan makeup artist, telah menarik perhatian publik setelah ia mengungkapkan bahwa dirinya adalah korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh mantan suaminya, Aditya Prayogi. Dalam unggahan di Instagram, Anastasia menceritakan bagaimana ia tidak hanya mengalami kekerasan fisik dan verbal, tetapi juga harus menghadapi kenyataan pahit terpisah dari anaknya.

Anastasia menceritakan bahwa hubungan yang awalnya terlihat baik-baik saja, ternyata menyimpan banyak masalah. “Saya berusaha untuk bertahan demi anak, tetapi situasi semakin memburuk,” tulisnya. Ia mengungkapkan bahwa mantan suami telah menghalangi semua usaha untuk berkomunikasi dengan anak mereka. “Saya sudah mencoba menghubungi Anda dengan cara yang baik, tetapi semua jalur komunikasi diblokir,” ungkapnya, menggambarkan betapa tertekannya ia.

Salah satu poin penting yang diangkat Anastasia adalah bagaimana mantan suaminya dan keluarganya memilih untuk membagikan masalah pribadi mereka di media sosial. “Anda membagikan semua masalah kami ke publik, sementara saya berjuang untuk menjaga kehormatan dan privasi anak,” jelasnya. Hal ini membuatnya merasa semakin tidak berdaya dan tertekan. Anastasia merasa bahwa tindakan ini tidak hanya merugikan dirinya tetapi juga anak yang seharusnya dilindungi dari konflik orang tua.

Sebagai seorang ibu, harapan Anastasia adalah untuk bisa kembali bersama anaknya dan menciptakan lingkungan yang aman. “Saya ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya, tetapi saya merasa terputus dari kehidupannya,” tuturnya. Dalam situasi yang sulit ini, Anastasia berusaha untuk tetap kuat dan berjuang demi anaknya. “Saya ingin anak saya tahu bahwa saya selalu mencintainya, meskipun terpisah,” ujarnya.

Kisah Anastasia juga menggugah perhatian banyak orang mengenai pentingnya menangani isu KDRT. Banyak aktivis dan organisasi perempuan menyerukan agar masyarakat lebih peka terhadap masalah ini. “Kami ingin setiap perempuan yang mengalami KDRT merasa berdaya untuk berbicara dan mencari bantuan,” tulis salah satu aktivis di kolom komentar, menekankan pentingnya dukungan sosial bagi korban.

Anastasia berharap agar pengalamannya bisa menginspirasi perempuan lain untuk tidak takut berbicara. “Jangan biarkan kekerasan menghancurkan hidup Anda. Kita harus bersatu untuk melawan kekerasan,” tegasnya. Dengan berani mengungkapkan kisahnya, Anastasia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk banyak perempuan lain yang terjebak dalam situasi serupa.

Sebagai penutup, perjalanan Anastasia Noor Widiastuti adalah cerminan dari perjuangan banyak perempuan yang menghadapi KDRT. Diharapkan bahwa kisahnya dapat menjadi inspirasi dan membuka mata masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu ini. Dengan harapan untuk kembali bersama anaknya, Anastasia bertekad untuk terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik dan untuk memberikan suara bagi mereka yang tidak dapat berbicara.

Exit mobile version