banner 728x250

Kesulitan Helwa Bachmid: Tak Diberi Nafkah oleh Habib Bahar

banner 120x600
banner 468x60

Pengakuan Mengejutkan dari Helwa

Kisah Helwa Bachmid, seorang perempuan asal Kalimantan yang mengaku didera kesulitan, semakin mencengangkan publik setelah pengakuannya mengenai kehidupan rumah tangga dengan Habib Bahar bin Smith. Dalam sebuah wawancara emosional di kanal YouTube Richard Lee, Helwa mengungkapkan betapa sulitnya hidupnya selama menikah tanpa nafkah yang memadai dari suaminya, Habib Bahar.

Helwa mencurahkan isi hatinya tentang bagaimana dia harus berjuang sendirian dalam kondisi yang sulit, bahkan saat mengandung anak Habib Bahar. “Selama ini saya merasa ditelantarkan. Bahkan, ketika saya harus pergi untuk USG, saya terpaksa menjual barang-barang yang berharga,” ujarnya dengan nada sedih.

banner 325x300

Cerita Helwa menjadi semakin menggugah ketika ibunya, Chairiah Alkatiri, turut hadir dan juga mengungkap pengalaman pahit yang mereka alami. “Kami harus makan nasi yang dicampur dengan teh manis karena tidak ada bahan makanan lain yang tersedia. Ini adalah pilihan terakhir kami,” ungkapnya.

Kondisi Ekonomi yang Memprihatinkan

Kondisi keuangan yang buruk menjadi topik utama dalam pengakuan Helwa. Ia menegaskan, tidak ada nafkah yang diterima selama pernikahannya. “Setiap kali kami meminta uang, Habib tidak pernah membalas pesan di WhatsApp. Rasanya sangat menyedihkan dan menjengkelkan,” kata Helwa.

Hal ini tentu sangat mencolok karena sebagai seorang suami, seharusnya Habib Bahar memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah yang layak kepada istrinya. “Banyak kali saya sudah mencoba menjalin komunikasi, tetapi tidak ada tanggapan darinya,” tambah Helwa dengan gemetar di suaranya.

Sterotipo sosial juga muncul dalam situasi ini. Banyak orang yang beranggapan bahwa publik figur mempunyai tanggung jawab moral yang lebih besar, apalagi jika mereka terlibat dalam hubungan suami istri. “Ini bukan hanya tentang uang, tetapi tentang rasa tanggung jawab,” tegas Chairiah.

Permohonan yang Tak Terjawab

Helwa tidak hanya merasakan kesedihan, tetapi juga putus asa. Ketika ibunya mengirimkan foto kulkas mereka yang kosong kepada Habib Bahar, respon yang didapat justru tak terduga. “Dia malah mengungkapkan bahwa dia sendiri juga tak mendapatkan makanan cukup selama tiga hari,” ungkap Chairiah menirukan petikan percakapan mereka.

Perkataan tersebut tentu saja menambah luka di hati Helwa dan keluarganya. “Kami hanya meminta sedikit nafkah, tetapi sepertinya tidak ada empati dari Habib,” tambahnya.

Dalam konteks ini, Helwa mengharapkan agar public figure seperti Habib Bahar bisa lebih peka terhadap kondisi keluarga. “Sebagai seorang tokoh, kami berharap dia bisa meneladani nilai-nilai positif yang seharusnya dimiliki oleh seorang suami,” ungkap Helwa.

Jalan Kehidupan yang Sulit

Selama menjalani kehidupan yang sulit ini, Helwa mengaku merasa sangat tertekan. Padahal, berstatus sebagai istri seharusnya memberikan kebahagiaan, bukan malah kesedihan. “Setiap hari saya berusaha untuk tetap kuat, tetapi ini sangat melelahkan,” ujar Helwa.

Ia menceritakan bagaimana ia harus berjuang sangat keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Sering kali saya harus mencari cara untuk memberikan makanan bagi anak di dalam kandungan saya, karena kondisi kami tidak memungkinkan untuk membeli makanan yang layak,” tambahnya.

Setiap momen kehidupan Helwa terasa sangat berharga, namun juga sangat menantang. “Saya tidak ingin mengeluh, tetapi situasi ini membuat saya merasa sangat tertekan,” kata Helwa, saat air mata menggenang di matanya.

Dukungan Keluarga yang Tak Terpisahkan

Dalam masa-masa sulit, Helwa bersyukur kepada keluarganya yang selalu ada untuk mendukungnya. Ibunya, Chairiah, selalu mendampinginya dalam setiap langkah. “Kami berusaha untuk tetap saling menguatkan. Memang sulit, tetapi kami akan selalu ada untuk satu sama lain,” ungkap Chairiah.

Dukungan moral dari keluarga membuat Helwa merasa lebih kuat. “Saya tidak ingin menyalahkan siapa pun, tetapi saya sangat berharap bisa mendapatkan dukungan yang lebih dari suami saya,” kata Helwa.

Demi kebahagiaan anaknya yang akan lahir, Helwa berusaha untuk tetap optimis. “Saya percaya setiap masalah pasti ada solusinya. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik untuk anak saya,” tambahnya.

Komentar dari Pengamat dan Masyarakat

Media dan masyarakat luas tentu tidak tinggal diam dengan isu yang melanda Helwa dan Habib Bahar. Banyak komentar dari netizen dan pengamat sosial yang menanggapi situasi ini. “Ini adalah contoh yang buruk tentang tanggung jawab seorang suami,” ungkap seorang pengamat yang tidak ingin disebutkan namanya.

Ketidakadilan yang dialami Helwa menjadi sorotan publik. “Kami melihat banyak perempuan yang mengalami situasi serupa, di mana mereka menjadi korban dalam hubungan yang tidak seimbang,” ujar seorang aktivis perempuan.

Hal ini mendorong diskusi lebih lanjut mengenai peran dan tanggung jawab suami dalam rumah tangga. “Perlu ada kesadaran bahwa suami tidak hanya bertanggung jawab secara finansial, tetapi juga emosional,” tambahnya.

Harapan untuk Masa Depan

Di tengah kesulitan yang dilaluinya, Helwa tetap optimis untuk masa depannya. “Saya yakin akan ada cahaya di ujung terowongan ini. Setiap usaha pasti akan membuahkan hasil,” katanya semangat.

Berkat dukungan keluarganya, dia berharap bisa segera pulang ke Kalimantan dan memulai kehidupan baru. “Bersama keluarga, saya percaya bisa melalui ini semua dengan lebih baik,” ungkap Helwa.

Harapan untuk mendapatkan nafkah yang sesuai dari Habib Bahar tetap ada, meskipun tidak pasti. “Semoga dia bisa mengingat tanggung jawabnya dan memberi perhatian lebih kepada kami,” tutur Helwa.

Penyelesaian Masalah di Depan Mata

Situasi ini menyentuh hati banyak orang dan menginspirasi untuk melakukan sesuatu. Dengan dukungan masyarakat, diharapkan ada perubahan ke arah yang lebih baik. “Kami ingin melihat Habib Bahar berkomitmen pada tanggung jawabnya dan memberikan nafkah yang layak,” tutur seorang netizen.

Ini juga menjadi momentum bagi perempuan lain untuk bersuara. “Kami tidak boleh takut untuk berbicara dan menyuarakan ketidakadilan yang kami alami,” ungkap salah satu aktivis perempuan.

Melalui pengakuan Helwa, diharapkan ada kesadaran untuk mendorong kesetaraan dan keadilan dalam hubungan suami istri. “Kami berharap kisah ini menjadi pelajaran bagi orang lain,” kata Helwa, dengan harapan ada perubahan ke arah yang lebih baik.

Penutup: Menghadapi Realitas Hidup

Kisah Helwa Bachmid adalah gambaran nyata dari kondisi sulit yang dialami banyak perempuan di luar sana. Dengan berani bersuara, dia menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dalam meminta hak yang seharusnya didapatkan. “Saya ingin setiap perempuan berani menyuarakan haknya,” tutup Helwa dengan tegas.

Keberanian Helwa dalam menghadapi realitas dan tetap optimis patut dicontoh. Dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat, diharapkan dia bisa mendapatkan kebahagiaan yang layak. “Mari kita bersama-sama berjuang untuk keadilan dan kesetaraan,” tambahnya.

Kisah ini bukan hanya untuk Helwa, tetapi untuk semua perempuan yang membutuhkan dukungan dan pengakuan. Dalam setiap kesulitan, ada pelajaran berharga yang dapat diambil.

banner 325x300