Keresahan yang Memuncak
Musisi Kunto Aji baru-baru ini menanggapi situasi politik yang memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Dalam wawancaranya di Cikini, Jakarta Pusat, ia menilai bahwa keresahan publik sudah lama terpendam dan akhirnya meledak dalam bentuk demonstrasi. “Keresahan ini sudah menggunung. Kita semua merasakannya, terutama ketika pejabat berbicara tanpa konsekuensi,” ungkap Kunto.
Dia merujuk pada gelombang aksi yang terjadi pada tanggal 25 Agustus 2025. Kunto menjelaskan bahwa ketidakpuasan masyarakat terhadap tindakan pejabat publik telah mencapai titik didih. “Ini adalah respons terhadap pola pikir yang seolah-olah menantang masyarakat,” tegasnya.
Kunto Aji juga menyoroti beberapa anggota DPR yang dinonaktifkan, termasuk di antara mereka adalah artis. “Status sebagai anggota dewan tidak membuat mereka kebal terhadap konsekuensi dari tindakan mereka,” ujarnya, mengingatkan bahwa semua orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dorongan untuk Musisi Bersikap Aktif
Kunto Aji mengkritik rekan-rekannya di dunia musik yang masih enggan bersuara mengenai isu-isu politik. “Ada beberapa yang masih takut-takut untuk berbicara. Padahal, kita tidak akan kehilangan pekerjaan atau pendengar,” ujarnya. Menurutnya, musisi seharusnya memiliki kompas moral yang mendorong mereka untuk menyuarakan keresahan publik.
Dia berpendapat bahwa sebagai seniman, mereka memiliki tanggung jawab untuk berbicara tentang isu-isu yang mempengaruhi masyarakat. “Pemerintahan selalu silih berganti, jadi tidak ada alasan untuk diam,” tambahnya. Kunto berharap agar lebih banyak musisi yang berani menyuarakan pendapat mereka.
“Sebagai publik figur, kita harus memiliki moral kompas. Masa sih itu tidak tergerak?” ucap Kunto, menantang rekan-rekannya untuk lebih aktif dalam menyuarakan pendapat.
Rencana Aksi di Masa Depan
Terkait rencana aksi lanjutan, Kunto Aji tidak menutup kemungkinan untuk kembali turun ke jalan. Namun, ia menegaskan bahwa setiap langkah harus diukur dengan situasi di lapangan. “Aku ingin turun, tetapi kita harus selalu update kondisi di lapangan,” katanya.
Ia menambahkan, “Kita ingin menyuarakan, tetapi harus terukur. Jika situasinya memungkinkan, sangat mungkin untuk kembali turun.” Kunto Aji berharap agar suara masyarakat dapat terdengar dan mendapatkan perhatian dari para pemimpin.
Sejak aksi demonstrasi yang dimulai pada 25 Agustus 2025, ribuan mahasiswa dan warga di berbagai kota telah menolak isu tunjangan DPR yang dianggap tidak adil. Kunto Aji menekankan pentingnya partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka.



















