Kekecewaan Anji terhadap Diskusi Royalti
Anji Manji, penyanyi dan pencipta lagu terkenal, baru-baru ini mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap pembahasan mengenai royalti musik yang tengah ramai diperbincangkan. Dalam sebuah wawancara dengan Denny Sumargo, Anji menilai topik ini sudah terlalu melebar dan melibatkan banyak pihak. “Sudah terlalu bising, terlalu rumit, dan terlalu ribet. Padahal sebenarnya permasalahannya mudah,” ujarnya saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan.
Menurut Anji, salah satu penyebab sulitnya menemukan solusi dalam isu royalti adalah karena Undang-Undang Hak Cipta yang masih rancu. “Penyelesaian masalah tidak selalu bergantung pada regulasi. Ada empati, etika, dan pengertian di dalamnya,” jelasnya. Poin ini menggarisbawahi bahwa Anji ingin pendekatan yang lebih humanis dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Anji juga menekankan bahwa jika pembahasan hanya berfokus pada aspek hukum, maka kemungkinan untuk menemukan titik terang akan sulit. “Kalau kita hanya bicara dari sisi undang-undang, pasti enggak akan ketemu benang merahnya. Karena memang aturannya abu-abu,” tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa Anji menginginkan dialog yang lebih konstruktif antara semua pihak yang terlibat.
Fokus pada Karir dan Karya
Di tengah perdebatan yang terjadi, Anji memilih untuk fokus pada karirnya dan memantau perkembangan isu royalti. Ia menjelaskan bahwa sebagai seorang pencipta lagu, ia juga merasakan dampak dari masalah ini. “Saya juga tidak mendapat royalti dari lagu-lagu saya yang dibawakan banyak penyanyi di panggung-panggung. Nol! Tidak ada masuk performing rights. Saya bisa kasih buktinya,” ungkapnya.
Kondisi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh banyak musisi di Indonesia. Meskipun menghasilkan karya yang laris, para artis sering kali tidak mendapatkan hak royalti yang semestinya. Anji berharapan agar situasi ini bisa berubah ke arah yang lebih baik, sehingga semua pencipta lagu mendapatkan haknya.
Anji menambahkan bahwa dia ingin generasi musisi mendatang dapat memiliki sistem yang lebih baik dalam hal royalti. “Kita perlu duduk bersama untuk menyatukan suara agar sistem yang ada hanya perlu melakukan fungsi pengawasan,” ujarnya. Ini menunjukkan kepedulian Anji terhadap masa depan industri musik di Indonesia.
Harapan untuk Dialog yang Konstruktif
Meskipun ia enggan membahas royalti secara mendalam, Anji berharap agar semua pihak yang terlibat dalam industri musik dapat duduk bersama dan menyelesaikan masalah ini dengan cara yang damai. “Kita harus bisa menemukan solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak,” tambahnya.
Anji juga berpendapat bahwa empati dan pengertian adalah kunci dalam menyelesaikan masalah ini. “Kalau semua orang bisa duduk bersama dan mendengarkan satu sama lain, pasti ada jalan keluar,” ujarnya. Pendekatan ini diharapkan dapat membantu meredakan ketegangan yang ada antara berbagai pihak dalam industri musik.
Ia percaya bahwa dengan komunikasi yang baik, semua masalah dapat dipecahkan. “Saya hanya ingin fokus pada karya saya dan berharap teman-teman musisi lainnya juga bisa melakukan hal yang sama,” tutup Anji, menunjukkan komitmennya untuk terus berkarya meskipun ada tantangan.
Penutup
Sebagai seorang seniman, Anji Manji ingin agar suara para musisi didengar dan diakui. Meskipun tidak mau terjebak dalam perdebatan yang berkepanjangan mengenai royalti, ia tetap berharap agar industri musik Indonesia bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan kolaborasi dan pemahaman, semua pihak dapat menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan.