banner 728x90
Berita  

Kontroversi Perpisahan Siswa: DPRD Kalsel Minta Pencopotan Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk

banner 468x60

Pendahuluan

Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tengah dihebohkan oleh kontroversi yang melibatkan SMAN 1 Sungai Tabuk. DPRD Kalsel mendesak pencopotan Kepala Sekolah Elly Agustina setelah acara perpisahan siswa digelar di Hexagon, sebuah tempat hiburan malam. Kejadian ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk orang tua siswa dan masyarakat luas.

Awal Mula Masalah

Desakan untuk mencopot kepala sekolah ini muncul setelah acara perpisahan yang dianggap tidak layak dilaksanakan di lokasi tersebut. Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Jihan Hanifha, menyatakan, “Pihak sekolah seharusnya lebih bijaksana dalam memilih tempat untuk kegiatan yang melibatkan siswa. Tempat hiburan malam bukanlah pilihan yang tepat.”

banner 325x300

Jihan menegaskan bahwa tindakan ini melanggar surat edaran resmi dari Dinas Pendidikan yang melarang penyelenggaraan perpisahan di luar sekolah, kecuali di gedung pemerintahan. “Sebagai orang tua, saya merasa sakit hati. Kita menginginkan pendidikan yang baik bagi anak-anak kita, bukan justru membawa mereka ke tempat yang tidak semestinya,” tambahnya.

Pertemuan dengan Pihak Sekolah

Pada Senin (19/5), Kepala SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina, dipanggil ke kantor DPRD Kalsel untuk memberikan klarifikasi. Dalam pertemuan tersebut, Jihan menegaskan bahwa keputusan untuk menggelar acara di tempat hiburan adalah bentuk kelalaian yang mencerminkan kurangnya tanggung jawab moral dari pihak sekolah.

“Seharusnya, pihak sekolah mengikuti aturan yang ada. Ini bukan hanya soal tempat, tetapi juga tentang bagaimana kita mendidik anak-anak untuk mengenal batasan yang baik dan buruk,” kata Jihan.

Tanggapan Dinas Pendidikan

Menanggapi kontroversi ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan memberikan teguran kepada pihak SMAN 1 Sungai Tabuk. Sekretaris Dinas Pendidikan, Hadeli Rosyaidi, menjelaskan, “Kami sudah memanggil kepala sekolah dan meminta klarifikasi terkait kejadian ini. Kami akan menindaklanjuti sesuai dengan prosedur yang berlaku.”

Namun, Hadeli menegaskan bahwa tindakan tegas harus diambil agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain. “Kami tidak ingin ada preseden buruk yang terjadi di dunia pendidikan. Harus ada sanksi yang jelas,” ujarnya.

Reaksi Masyarakat dan Orang Tua

Masyarakat dan orang tua siswa memberikan perhatian besar terhadap kasus ini. Banyak yang menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan kepala sekolah. “Sebagai orang tua, saya sangat menentang keputusan ini. Kita menginginkan pendidikan yang baik untuk anak-anak kita,” ujar salah satu orang tua siswa.

Sejumlah orang tua lainnya juga mengungkapkan keprihatinan mereka. “Kita harusnya mengajarkan anak-anak untuk menjauhi pergaulan negatif, bukan sebaliknya membawa mereka ke tempat hiburan malam,” kata seorang warga setempat.

Sanksi yang Diharapkan

Jihan Hanifha menegaskan bahwa sanksi administratif berupa teguran tidaklah cukup untuk kasus ini. Ia khawatir jika tidak ada tindakan tegas, kejadian serupa bisa terulang di sekolah lain. “Harus ada sanksi berat. Pencopotan adalah langkah yang paling masuk akal,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa pihak sekolah telah menyatakan siap menerima sanksi dan tinggal menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan. “Kami berharap ada tindakan nyata agar pendidikan di Kalsel semakin baik,” ujarnya.

Kesimpulan

Kasus perpisahan siswa di SMAN 1 Sungai Tabuk ini menjadi sorotan penting bagi dunia pendidikan di Kalimantan Selatan. Tindakan kepala sekolah yang menggelar acara di tempat hiburan malam mencerminkan kurangnya pemahaman tentang tanggung jawab pendidikan.

DPRD Kalsel dan Dinas Pendidikan diharapkan mengambil langkah tegas untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Pendidikan seharusnya menjadi tempat untuk membentuk karakter dan moral siswa, bukan sebaliknya. Masyarakat berharap agar institusi pendidikan dapat lebih bijaksana dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masa depan anak-anak.

Exit mobile version