banner 728x250

Operasi Narkoba di Kampung Aceh Batam: 88 Pengguna Sabu Terjaring dalam Penggerebekan Besar

banner 120x600
banner 468x60

Pada Kamis, 7 November 2024, Polda Kepri melakukan penggerebekan besar di Kampung Aceh, Simpang Dam, Muka Kuning, Kota Batam. Operasi ini melibatkan tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP, yang bertujuan untuk menanggulangi peredaran narkoba di daerah tersebut. Dalam penggerebekan ini, sebanyak 92 penghuni rumah kos diperiksa, dan hasil tes urine menunjukkan bahwa 88 orang, termasuk 22 perempuan, positif menggunakan narkoba jenis sabu.

Penggerebekan ini dipimpin oleh AKBP Anggoro Wicaksono, Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri. “Kami mendapatkan informasi mengenai aktivitas mencurigakan di lokasi ini, sehingga kami melakukan tindakan tegas,” ungkapnya dalam konferensi pers di lokasi. Kegiatan ini juga sejalan dengan program Asta Cita 100 hari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada pemberantasan narkoba.

banner 325x300

Tim gabungan melakukan pembongkaran kamar-kamar kos yang dicurigai menjadi tempat penyalahgunaan narkoba. “Kami harus memastikan bahwa tidak ada pengguna atau pengedar narkoba yang lolos,” tambah Anggoro. Dari hasil pemeriksaan, mayoritas penghuni kos yang diamankan adalah pengguna aktif narkoba jenis sabu. Mereka yang positif diuji kembali dan dibawa ke Mapolda Kepri untuk proses lebih lanjut, sementara yang negatif dipulangkan dengan imbauan untuk tidak terlibat dalam penggunaan narkoba.

Warga setempat menyambut baik langkah tegas dari pihak kepolisian. “Kami merasa lebih aman dengan adanya penggerebekan seperti ini. Semoga dapat mengurangi peredaran narkoba di daerah kami,” kata seorang warga. Namun, ada juga kekhawatiran mengenai dampak sosial dari penggerebekan ini, terutama stigma yang mungkin melekat pada mereka yang terlibat.

Selama operasi, tim berhasil mengamankan sejumlah barang bukti terkait narkoba. “Kami menemukan beberapa barang bukti yang akan kami dalami lebih lanjut,” ujar Anggoro. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak berwenang dan masyarakat untuk memerangi narkoba. “Kami mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungan mereka,” jelasnya.

Penggerebekan ini mencerminkan upaya serius pemerintah dalam menangani masalah narkoba yang semakin kompleks. Dalam beberapa tahun terakhir, tren penggunaan narkoba di Indonesia meningkat, dan Batam tidak luput dari masalah ini. Dengan adanya penggerebekan ini, diharapkan angka pengguna narkoba di Batam dapat berkurang secara signifikan.

Pemerintah juga menjalankan program rehabilitasi bagi para pengguna narkoba. “Kami berkomitmen untuk tidak hanya menangkap pengguna, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk pulih melalui program rehabilitasi,” tambah Anggoro. Proses rehabilitasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pemulihan pengguna narkoba.

Tantangan yang dihadapi tidaklah kecil. Jaringan narkoba di Indonesia sangat luas dan terorganisir. Oleh karena itu, penggerebekan seperti ini harus dilakukan secara berkelanjutan. “Kami akan terus memantau dan melakukan operasi rutin untuk memastikan daerah kami bebas dari narkoba,” tegas Anggoro.

Dalam konteks yang lebih luas, penggerebekan ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah daerah. Mereka diharapkan untuk lebih aktif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberantasan narkoba. “Kami akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memastikan bahwa tindakan tegas dapat diambil terhadap pelanggar hukum,” ujar seorang pejabat pemerintah setempat.

Dengan adanya penggerebekan ini, diharapkan masyarakat Batam dapat lebih sadar akan bahaya narkoba dan ikut berpartisipasi dalam pencegahan. Edukasi tentang narkoba perlu ditingkatkan, terutama di kalangan generasi muda. “Kami ingin generasi muda memahami bahaya dari narkoba dan menjauhi barang haram ini,” pungkas Anggoro.

banner 325x300