Sebuah peristiwa yang menggemparkan terjadi di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Seorang pelajar perempuan di tingkat SD menjadi korban pencabulan dan pemerkosaan oleh seorang pelajar SMA berinisial YFSP (17 tahun).
Menurut keterangan Kasat Reskrim Polres Nagekeo, Iptu Dominggus Duran, kejadian ini bermula ketika korban, yang juga adik kandung dari pelaku, berkunjung ke rumah temannya. Di sana, pelaku merayu korban dengan memberikan handphone agar korban menonton video kartun Upin dan Ipin.
“Saat berada di rumah, tersangka merayu korban dengan memberikan korban handphone menonton video upin dan ipin,” ungkap Iptu Dominggus.
Namun, ketika korban sedang asyik menonton, pelaku dengan kejam membuka paksa pakaian korban dan mencabulinya. Setelah melampiaskan nafsunya, pelaku mengancam korban agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapa pun.
“Pada saat korban menonton, tersangka kemudian membuka paksa pakaian korban dan mencabulinya. Setelah melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku mengancam korban agar tidak menceritakan ke siapapun,” jelas Iptu Dominggus.
Tragedi ini baru terkuak saat korban kembali ke rumah. Ibu korban, MAB (35), langsung menyadari ada yang tidak beres saat melihat bercak darah di celana anaknya. Ia kemudian membawa korban untuk pemeriksaan medis.
“Saat kembali ke rumah, ibu korban, MAB (35) kaget dengan bercak darah di celana korban. Ia kemudian membawa korban ke petugas medis,” ungkap Iptu Dominggus.
Setelah diperiksa, petugas medis mengkonfirmasi bahwa korban telah disetubuhi secara paksa. Mendengar pengakuan korban, sang ibu langsung melaporkan kasus tersebut ke Polsek Boawae. Pelaku pun akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam sel.
Saat ini, berkas penyidik sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Ngada, dan berkas perkara dinyatakan P21 (lengkap) oleh kejaksaan. Dalam waktu dekat, kasus ini akan segera disidangkan.
Tragedi ini tentu menimbulkan rasa prihatin dan kemarahan di masyarakat Nagekeo. Bagaimana mungkin seorang pelajar SMA tega menyetubuhi adik temannya yang masih sangat belia? Tindakan bejat ini tidak hanya melukai korban secara fisik, namun juga secara psikologis. Korban akan terpaksa menanggung trauma yang mendalam atas kejadian ini.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk selalu waspada dan menjaga anak-anak dari bahaya pelecehan seksual. Orang tua, sekolah, serta masyarakat harus berkolaborasi dalam melindungi generasi penerus bangsa. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga agar tidak terulang di kemudian hari.